Kamis, 17 Maret 2016


Methods of Education: East vs West

(Metode-metode Pendidikan: Timur vs Barat)



Source Text
Machine Translation
Target Text
A teacher from a western country recently visited an elementary school in an Asian country. In one class, she watched sixty young children as they learned to draw a cat. The class teacher drew a big circle on the blackboard, and sixty children copied it on their papers. The teacher drew a smaller circle on top of the first and then put two triangles on top of it. The children drew on the same way. The lesson continued until there were sixty-one identical cats in the classroom. Each student’s cat looked exactly like the one on the board.
Seorang guru dari negara Barat baru-baru ini mengunjungi sebuah sekolah dasar di negara Asia. Dalam satu kelas, dia melihat enam puluh anak-anak karena mereka belajar menggambar kucing. Guru kelas menggambar lingkaran besar di papan tulis, dan enam puluh anak disalin di atas kertas mereka. guru menggambar lingkaran kecil di atas pertama dan kemudian menempatkan dua segitiga di atasnya. Anak-anak menggambar di jalan yang sama. Pelajaran berlanjut sampai ada enam puluh satu kucing yang identik di dalam kelas. kucing masing-masing siswa tampak persis seperti yang ada di papan tulis.

Seorang guru yang berasal dari negara bagian barat baru-baru ini mengunjungi sebuah sekolah dasar di suatu negara di Asia. Di satu kelas, dia melihat enam puluh anak yang sedang belajar menggambar seekor kucing. Sang guru kelas menggambar lingkaran besar pada papan tulis, dan enam puluh anak tersebut menyalinnya di kertas mereka masing-masing. Lalu, sang guru menggambar lagi sebuah lingkaran kecil diatas lingkaran yang pertama, kemudian menggambar dua buah segitiga diatasnya. Anak-anak kelas tersebut menggambar dengan cara yang sama. Pelajaran berlangsung sampai ada enam puluh gambar kucing yang sama di dalam kelas. Gambar kucing dari tiap murid terlihat sama persis dengan yang ada di papan tulis.

The visiting teacher watched the lesson and was surprised. The teaching methods were very different from the other way of teaching of her own country. A children’s art lesson in her own country produced a room full of unique pictures, each one completely different from the others. Why ? What causes this difference in educational methods ? In a classroom in any country, the instructor teaches more than art or history or language. He or she also teaches culture (the ideas and beliefs of that society). Each educational system is a mirror that reflects the culture of the society.

Guru mengunjungi menyaksikan pelajaran dan terkejut. Metode pengajaran yang sangat berbeda dengan cara lain mengajar negaranya sendiri. Sebuah anak-anak pelajaran seni di negeri sendiri menghasilkan ruangan yang penuh dengan gambar yang unik, masing-masing sama sekali berbeda dari yang lain. Mengapa? Apa yang menyebabkan perbedaan dalam metode pendidikan? Di kelas di negara manapun, instruktur mengajarkan lebih dari seni atau sejarah atau bahasa. Dia juga mengajarkan budaya (ide-ide dan keyakinan masyarakat itu). Setiap sistem pendidikan adalah cermin yang mencerminkan budaya masyarakat.
Guru yang sedang berkunjung tersebut melihat kegiatan belajar mengajarnya dan terkejut. Metode pembelajarannya sangat berbeda dengan metode yang ada di negaranya. Kelas seni anak anak di negaranya membuat sebuah ruangan yang penuh dengan gambar-gambar yang unik, gambar satu dengan yang lainnya berbeda. Mengapa ? Apa yang menyebabkan perbedaan akan metode pendidikan ini ? Dalam suatu ruangan kelas di negara manapun, guru tak hanya sekedar mengajarkan seni, sejarah, ataupun bahasa. Guru tersebut juga mengajarkan budaya (norma dan keyakinan di masing masing negara). Setiap sistem pendidikan di suatu negara merupakan cerminan dari budaya negara tersebut.

In a society such as United States or Canada, which has many national, religious, and cultural differences, people highly value individualism-the differences among people. Teacher place a lot of importance on the qualities that make each student special. The educational systems in these countries show these values. Students do not memorize information. Instead, they work individually and find answers themselves. There is often discussion in the classroom. At an early age, students learn to form their own ideas and opinions.

Dalam masyarakat seperti Amerika Serikat atau Kanada, yang memiliki banyak perbedaan nasional, agama, dan budaya, orang yang sangat nilai individualisme-perbedaan antara orang-orang. Guru menempatkan banyak penting pada kualitas yang membuat setiap siswa khusus. Sistem pendidikan di negara-negara ini menunjukkan nilai-nilai ini. Siswa tidak menghafal informasi. Sebaliknya, mereka bekerja secara individual dan menemukan jawaban sendiri. Ada sering diskusi di kelas. Pada usia dini, siswa belajar untuk membentuk ide-ide dan pendapat mereka sendiri.

Di negara seperti Amerika Serikat maupun Kanada, yang memiliki banyak suku, agama, dan perbedaan budaya, masyarakat sangat menghargai individualism, yakni perbedaan setiap masyarakat. Para guru mementingkan mutu yang membuat tiap muridnya istimewa. Sistem pendidikan di negara-negara ini menunjukkan nilai-nilai ini. Para murid tidak menghafalkan suatu informasi. Justru mereka belajar sendiri dan mencari jawabannya sendiri. Seringkali banyak diskusi di satu ruang kelas. Pada usia dini, para murid harus belajar membentuk gagasan dan opini mereka sendiri.






DANU DWIKARYA

5SA02

11611741

Selasa, 19 November 2013

opini-jurnalistik. Kota Depok

                 Depok merupakan kota yang sangat strategis untuk dijadikan tempat tinggal maupun tempat untuk bekerja. Karena Depok terletak diantara Jakarta dam Bogor yang dimana semua kegiatan perekonomian terjadi di kota tersebut. Namun yang sangat disayangkan adalah tata kota Depok yang belom begitu sempurna sehingga banyaknya bangunan yang tidak perlu. Belom lagi sistem pemerintahannya yang menurut penduduk kota Depok itu sendiri sangatlah buruk. Bagaimana tidak ? Dalam menanggapi banyak kritik dan masukan, Pemkot Depok dinilai sangat lambat dan tidak responsif. Seperti contohnya kritik soal pembangunan jembatan penyeberangan. Bertahun-tahun lebih kota Depok tidak memiliki cukup jembatan penyeberangan. Terhitung hanya ada 2 jembatan penyeberangan, yaitu di antara pusat perbelanjaan Depok Town Square dan Margo City, dan yang kedua diantara Plaza Depok dan Terminal Depok Baru. Penduduk memprotes Pemkot Depok karena tidak membuat jembatan penyeberangan yang menghubungkan suatu jalan dengan sekolah/tempat belajar di seberang. Serta tidak adanya jembatan penyeberangan dari mulai depan Universitas Gunadarma sampai gapura batas antara Margonda dan Jalan Akses UI.
                Baru pada tahun 2013 ini Pemkot Depok sudah mulai membangun jembatan penyeberangan. Salah satunya yang menghubungkan Margonda Residence dengan bangunan yang diseberangnya. Tidak cuma itu, akhir tahun 2011 sampai tahun 2012 kemarin Pemkot Depok mulai memperbaiki jalan jalan yang rusak di sekitar Kota Depok dan dengan cepat mengerahkan beberapa petugas kebersihan dan pertamanan agar kota Depok lebih bersih dan asri. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah kemanakah Pemkot Depok pada awal tahun 2011 ? Dimanakah Pemkot Depok ketika rakyat sudah mengkritik mereka soal tata kota yang buruk ? Dari yang sudah baca di media cetak maupun media elektronik, pemerintah mengaku sedang menyusun agenda untuk menata kota agar lebih baik lagi. Benarkah itu alasannya ? Mungkin iya, mungkin tidak.

                Menurut saya, Kota Depok sudah cukup tertata. Hanya saja banyak bagian bagian di kota Depok yang belum diperhatikan oleh pemerintahnya. Kurangnya pepohonan di sisi sisi jalan membuat Depok terkesan seperti gurun; panas dan kering. Juga dengan minimnya jembatan penyeberangan membuat Depok pantas untuk dibilang kota yang seperti jalan tol; jalanan yang besar, kurangnya pepohonan, minimnya jembatan penyeberangan, dan beberapa kendaraan yang melaju kencang layaknya di jalan tol. Pendapat saya, Pemkot Depok harus lebih gesit dan cepat dalam menanggapi beberapa permasalahan di kota Depok. Baik yang mayor maupun yang minor. Juga dengan lebih memperhatikan tata kotanya dan memperbaikinya agar lebih tertata lagi.

investigasi-jurnalistik. Anak Kecil Dibebaskan, Penculik Kena Hukuman Pidana 7 Tahun

                Seorang anak perempuan bernama Akiko Tani (6) yang diculik oleh seseorang, sebut saja Mr. X, telah dibebaskan oleh penculik. Setelah tertangkap oleh seorang detektif bernama Kogoro Mouri serta seorang detektif SMA bernama Shinichi Kudo, akhirnya penculik tersebut menyerahkan diri ke Kepolisian Teitan.
                Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian dan detektif, diketahui bahwa penculikan tersebut direncanakan oleh anak perempuan itu sendiri, Akiko Tani. Akiko mengaku dia tidak mempunyai waktu luang bersama ayahnya dan merencanakan penculikan ini agar ayahnya bisa memperhatikan dirinya. Tetapi penculikan main-main tersebut menjadi penculikan nyata. “Saya sangat shock ketika mendengar putri saya telah diculik. Waktu itu saya telah pulang dari bekerja dan mengetahui bahwa Akiko tidak berada dirumah” ucap sang ayah, Hayato Tani.

                Penculik meminta tebusan sebesar 10 miliar dolar Amerika atau setara 1 triliun yen. Setelah ditahan semalaman oleh penculik, Akiko dibebaskan setelah penculik tersebut ditangkap. “Mr. X  terjerat pasal berlapis. Yaitu pasal penculikan, mengonsumsi zat adiktif, dan memiliki senjata api ilegal. Kami sudah memutuskan di pengadilan untuk memvonis terdakwa selama 7 tahun” ucap Ketua Inspektur Kepolisian Teitan, Juzo Megure.

feature-jurnalistik. Pendakian Gunung Kencana

Hujan deras turun sejak pagi tadi, air jernih ini mulai merayap nyusup ke celah – celah dinding base camp  bilik bambu yang sudah tua dan lapuk, kemudian masuk menuju lubang –lubang menganga dari atap terpal yang telah lusuh dimakan usia dan meluncur turun dengan indah ke pendaratan terakhir, yaitu di kepala para pencinta alam yang sedang beristirahat didalamnya.
Setelah 3 jam menunggu, senja mulai datang. Kegelisahan dan rasa cemas terlihat jelas di wajah masing – masing pendaki, tetapi tidak demikian halnya dengan pak Wawan, sang ketua regu yang juga merangkap jabatan sebagai ketua umum Pecinta Gunung Jawa Barat / PGJB, senyum manisnya yang selalu tersungging menghiasi wajahnya dan pembawaannya yang tenang membawa enegi positif bagi seluruh peserta yang hendak mendaki gunung Kencana di Banten ini.
± 30 menit kemudian, pak Wawan meminta kepada seluruh pendaki untuk melakukan doa bersama, menurut agama dan kepercayaannya masing – masing dan di pimpin oleh mang Kabayan, ketua tim relawan yang juga memilki side job sebagai pengendali cuaca, alias “ pawang hujan “.
Gunung yang masih “ perawan “ di Banten Selatan ini tidak setinggi gunung Anak Krakatau, sehingga pendakian menuju puncaknya tidaklah terlalu berat, satu – satunya cara untuk menembus hutan ini adalah hanya dengan berjalan kaki, namun penuh dengan kesabaran ekstra dan hanya orang – orang yang memiliki stamina jasmani prima, selalu eling dan waspada yang dapat lolos dengan selamat pada ujian alam tersebut.
Malam telah datang. Pak Wawan meminta kepada para anggota yang bergabung dalam PGJB agar selau siaga dan waspada selama pendakian, karena berdasarkan pengalamannya terdahulu, untuk menuju ke kampung suku Badui Dalam di pedalaman Banten, masih banyak berkeliaran hewan buas, mulai dari ular, kucing hutan sampai harimau.
Keangkeran gunung yang diapit oleh desa Malingping dan Bayah ini sangat terkenal, selain hewan buas, berkeliaran jug babi ngepet dan siluman maong yang bisa di lihat dengan mata telanjang.
Tiba – tiba, kesunyian di dalam hutan yang mempunyai perubahan cuaca ekstrim di malam hari ini, pecah oleh suara senapan yang meletus, ternyata pak Wawan sedang membidik seekor babi hutan yang sedang mengamuk, menyeruduki para peserta pendaki dibarisan belakang tanpa ampun. Akhirnya babi hutan itu mati terkena peluru panas yang keluar dari mulut “ Si Hitam “ milik  pak Wawan.
Diluar dugaan, tiba – tiba datang seekor babi hutan yang ukuran tubuhnya sebesar anak sapi. Alangkah kagetnya kami semua, dengan sigap pak Wawan dan tim relawan yang telah terlatih dengan baik untuk pendakian ini, memberikan peringatan agar kami jangan melawan dan jangan lari, tetapi kami semua di minta segera berjongkok serempak.
Ajaib! 5 menit kemudian giant pig segera berlalu, pergi meninggalkan kami yang masih ketakutan menuju hutan dan akhirnya menghilang ditelan gelapnya malam.
Jam menunjukkan pukul 3.00 WIB, berarti sebentar lagi Subuh akan datang. Tetapi kami masih di dalam hutan, mencari jalan untuk menuju puncak gunung Kencana.
Putus asa sudah di depan mata, tetapi tidak demikian dengan Mang Kabayan, segera dia keluarkan seperangkat peta elektronik yang di bawanya dari Jakarta, setelah doa – doa mustajabnya tidak ampuh lagi.
Peta digital menunjukkan adanya jalan setapak tak jauh dari tempat kami bertemu dengan babi hutan raksasa semalam, tim relawan segera menyelidiki keabsahan alat elektronik tersebut dan ternyata memang benar ada.
Akhirnya kami sampai ditempat tujuan, yaitu desa dimana suku Badui Dalam ( penduduk asli Banten ) bertempat tinggal. Anehnya, selama dalam perjalanan, kami tidak menemukan jalan menuju puncak gunung Kencana, malahan langsung ke desa dan pada peta elektronik tersebut  tidak ditemukan lokasi gunung Kencana, tetapi menunjukkan adanya jejak kaki yang cukup jelas terlihat di tanah yang telah kami lalui.

Kemudian  “ Hei kalian!, tahun depan siapa yang mau ikut dengan saya taklukkan gunung Everest.” Teriak pak Wawan sambil melepas tawa, tanda puas dan mengelus – elus “ Si Hitam “ kesayangannya.

news jurnalistik. Shinichi Kudo Meraih Medali Emas

                Shinichi Kudo, siswa dari SMA Teitan, meraih medali emas dalam kompetisi The National Detective Game yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang, tanggal 21-25 Agustus.
                Diwawancarai oleh Teitan News, Shinichi Kudo mengatakan dia bisa mengalahkan lawan terakhirnyaHeiji Hattori dari Osaka, yang menurutnya itu adalah kompetisi akhir yang begitu sengit. “Dari pertama aku bertanding di kompetisi ini, banyak peserta yang hebat. Tapi memang hanya dia yang menurutku yang terbaik. Aku senang di akhir permainan aku bisa mengalahkannya. Dia adalah yang terbaik dari barat, sedangkan aku berasal dari timur.” ucapnya.
                “Dia tidak bisa ditandingi oleh siapapun, bahkan olehku. Sampai saat ini belum ada yang bisa menandinginya sepengetahuanku. Dia memang benar-benar mempunyai bakat alami yang tidak dimiliki oleh siapapun. Bila ada, mungkin tidak akan pernah sehebat dia.” ucap Heiji Hattori yang diwawancarai oleh Teitan News diakhir pertandingan.

                Lebih dari 100 peserta mengikuti kompetisi ini. Dia bukanlah satu-satunya orang Teitan yang memenangkan medali emas dalam kompetisi ini. Yusaku Kudo, bapaknya, memenangkan medali emas dalam kompetisi The National Detective Game sekitar 20 tahun yang lalu di Tokyo.

Minggu, 28 April 2013

100 Impian

1. Menjadi orang yang berguna.
2. Menjadi seorang laki-laki/suami yang bertanggung jawab
3. Menjadi laki-laki yang sholeh
4. Ingin menikah dengan pacar yang sekarang
5. Ingin membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah
6. Menjadi bapak yang baik bagi anak-anak saya
7. Ingin disayang dan dicintai oleh istri saya dan anak-anak saya
8. Menjadi seorang news reporter
9. Mempunyai usaha sendiri
10. Ingin menjadi orang sukses
11. Menjadi translator handal
12. Ingin menjadi musisi
13. Ingin menjadi penulis
14. Ingin mempunyai uang banyak
15. Hidup sederhana tapi bahagia
16. Punya rumah sendiri
17. Punya kendaraan sendiri
18. Diizinkan merokok oleh orang tua
19. Mempunyai perpustakaan
20. Mempunyai studio musik/rekaman sendiri
21. Ingin ganteng
22. Ingin kurus
23. Menjadi aktor
24. Mempunyai penghasilan sendiri
25. Mempunyai jasa penerjemahan
26. Mempunyai tempat kursus Bahasa Inggris bagi anak-anak SD-SMP-SMA/sederajat
27. Menjadi guru
28. Menjadi dosen
29. Memiliki perkebunan teh sendiri
30. Ingin menaikkan haji orang tua
31. Ingin naik haji bersama istri dan anak-anak saya
32. Ingin ke Inggris
33. Ingin ke USA
34. Ingin ke Jepang
35. Mau bertemu Green Day
36. Mau minta foto bareng sama Green Day
37. Mau ngobrol bareng personil Green Day
38. Ingin pergi ke Big Ben
39. Ingin ke stadion Old Trafford di Manchester, Inggris
40. Mau ketemu sama semua pemain Manchester United
41. Mau minta foto bareng dan tandatangan sama semua pemain Manchester United
42. Mau ketemu legenda legenda Manchester United
43. Mau ketemu semua legenda musik rock
44. Ke patung Liberty yang ada di New York, USA
45. Ke Menara Eiffel di Paris, Perancis
46. Ingin keliling dunia
47. Ingin ke tempat dimana orang orang belum pernah/jarang kesana
48. Punya rumah di daerah pantai dan gunung
49. Fasih berbicara Bahasa Inggris
50. Ingin mengasah kemampuan bergitar
51. Ingin mempunyai band yang besar
52. Ingin menjadi bassist handal
53. Bekerja di kedutaan besar Inggris atau Australia
54. Berekspedisi di Korea Utara
55. Mencicipi semua kuliner halal yang ada di dunia
56. Jadi koki handal
57. Punya restoran sendiri
58. Mencicipi semua kuliner Indonesia
59. Punya senapan
60. Punya gudang peluru/senjata di bunker
61. Punya obyek wisata punya sendiri
62. Punya rumah yang sedang tapi bagus
63. Punya taman/halaman rumah yang luas
64. Menanam bunga dan tanaman sendiri di halaman rumah
65. Ingin cepat lulus
66. Ingin menjadi Sarjana Sastra
67. Mau melanjutkan kuliah S2
68. Ingin mendapat pekerjaan yang tetap
69. Punya gaji yang cukup/lebih
70. Terpromosi ke jabatan tertinggi di suatu perusahaan
71. Tetap punya rambut gondrong
72. Punya brewok
73. Menjadi orang yang terpandang
74. Tidak bloon
75. Rutin bermain futsal dan basket
76. Ingin jago main basket
77. Ingin jago main futsal
78. Punya lapangan futsal sendiri
79. Punya lapangan basket sendiri
80. Punya stadion sendiri
81. Punya gelanggang olahraga sendiri
82. Mau cium Jennifer Lawrence
83. Mau cium Maudy Ayunda
84. Mau mimpiin artis-artis cantik diseluruh dunia
85. Jadi pemilik Playboy House
86. Jadi coverboy di beberapa majalah diseluruh dunia
87. Mau masuk surga
88. Ingin mengambil setiap kesempatan yang ada
89. Mempunyai tanah dimana-mana
90. Punya saham dibeberapa perusahaan besar
91. Mengambil alih suatu perusahaan dengan cara yang halal
92. Ingin meluncurkan telepon genggam sendiri
93. Punya laptop dengan merk pribadi
94. Punya supir pribadi
95. Ingin punya relasi di beberapa negara
96. Ingin dikenal di seluruh Indonesia dan dunia
97. Ingin punya planetarium sendiri
98. Punya aquarium besar sendiri
99. Ingin memelihara macan
100. Ingin jadi orang yang baik

Kewirausahaan

KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.

Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( Drucker,1959)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)


5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih


6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang


7
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.



KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA


Karakteristik Kewirausahaan


1.      Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.


2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.


3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi


4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan


5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat rendah.


2. Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.


3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.


Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :


1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.


2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru


3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik


4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada.


5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.


6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang


10
ada di sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada knsumen. 


7. Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).


8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.


9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang, mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.


10. Memiliki Kemampuan Manajerial kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang juga manusia biasa


11
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.


Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.


1. Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.


2. Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.


3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model,


12
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.


4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dsn menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).


5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.


6. Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif


13
terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.


7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.


NILAI DAN PERILAKU WIRAUSAHA
Nilai Wirausaha


Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaaan yaitu :


1.Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya.


2.Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif.


3.Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap alternatif, persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk sukses atau gagal. Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.


4.Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat kepeloporan keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir divergen dan konvergen.


14


5.Keorisinilan : kreativitas da keinovasian. Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda, sedangkan keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda.


Perilaku Wirausaha
1. Menurut Kathleen L. Hawkins dan Peter A. Turla ( dalam Suryana,2001 :25-26), pola tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :
§ Kepribadian, aspek ini bias diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan dan kemauan kuat.
§ Kemampuan hubungan, oprasionalnya dapat dilihat dari indicator komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan manajmen
§ Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi
§ Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang.
2. Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha yaitu mengenali diri sendiri dan kendala yang dihadapinya sebagai langkah awal. David McClelland ( dalam Suryana, 2001 : 26 ) mengemukakan enam cirri perilaku kewirausahaan yaitu :
§ Ketrampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat dan bukan atas dasar kebetulan belaka
§ Bersifat energetic, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif
§ Tanggug jawab individual
§ Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan.
§ Mampu mangatisipasi berbagai kemungkinan di masa dating
§ Memiliki kemapuan berorganisasi, yaitu bahwa seorang wirausaha memiliki kemampuan ketrampilan, kepemimpinan dan managerial
15


MOTIF MENJADI WIRAUSAHA
Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994) yakni :
1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga
4. Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu yang di inginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.


PROSES KEWIRAUSAHAAN
Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari proses sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman
2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3. Proses Pelaksanaan
16
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang mungkin di ambil.


 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah :
1. Faktor Peluang
2. Faktor SDM
3. Faktor Keuangan
4. Faktor Organisasional
5. Faktor Perencanaan
6. Faktor Pengelolaan usaha
7. Faktor Pemasaran dan Penjualan
8. Faktor Administrasi
9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
10. Catatan Bisnis


Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
4. Gagal dalam perencanaan
18
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.